Buku Lampung Tumbai Diluncurkan
Panitia peluncuran buku Lampung Tumbai mengecek materi buku berjudul Mencari Jejak Masa Lalu Lampung karya Frieda Amran yang peluncurannya pada Senin (12/10), di Lampung Post. LAMPUNG POST/MG2 |
Lampung Tumbai merupakan kumpulan tulisan tentang Lampung masa penjajahan Belanda yang terbit setiap minggu di edisi Minggu Lampung Post. Tulisan ini merupakan resume dari berbagai sumber literatur kuno di beberapa perpusatakaan dan museum di Belanda. Frieda seorang filolog asal Palembang tergugah untuk “menyelamatkan” sejarah masa lampau Lampung.
Redaktur Publishing Lampung Post Sudarmono mengatakan tulisan-tulisan Frieda yang berserak amat bermakna bagi dunia literasi di Lampung. Oleh karena itu, Lampung Post berinisiatif untuk mengabadikan tulisan-tulisan tersebut menjadi buku.
“Terlepas dari kontroversi konten, buku ini adalah catatan autentik tentang kondisi Lampung masa lampau. Ini penting untuk warga Lampung dan orang-orang yang punya ketertarikan tentang sejarah Lampung,” kata dia.
Sudarmono menambahkan beberapa tokoh dan pemerhati sejarah Lampung diundang pada soft launching ini. Dengan menghadirkan sang penulis yang langsung bergelut dengan naskah-naskah kuno karya orang-orang Belanda saat itu, diharapkan interaksi dalam diskusi bisa lebih segar.
Mengutip Frieda, naskah-naskah dalam buku yang diberi judul Mencari Jejak Masa Lalu Lampung itu bukan teks asli yang sudah terbit di Lampung Post. “Tulisan dalam buku ini bukan yang sudah terbit di Lampung Post 2014, tetapi membicarakan tema yang sama. Ini adalah saripati dari naskah-naskah dalam bahasa Belanda kuno dan lebih diperdalam dengan menambahkan konteks terkini,” kata dia.
Editor buku ini, Udo Z Karzi mengaku surprise dengan naskah-naskah tentang Lampung yang ditulis Frieda Amran. Udo menegaskan sebagai editor, dia relatif tidak berkeringat menyiapkan buku ini menjadi buku.
“Selain memang ahli dalam bidang sejarah etnologi, Frieda juga amat matang dalam menyajikan tulisan yang press klar. Dia adalah ilmuwan, tetapi menulis ilmiah populernya mantap,” kata penyair dengan nama asli Zulkarnain Zubairi ini.
Udo berharap semua kalangan yang membaca buku ini sebagai referensi penting sekaligus penyeimbang informasi tentang masa lalu Lampung yang berseliweran selama ini. “Karena ini adalah tulisan orang Belanda, sangat mungkin ada tendensi tertentu. Tetapi, saya yakin tulisan-tulisan kuno yang dibedah Frieda adalah karya para ilmuwan, bukan dalam kapasitas penjajah. Ini bisa menjadi penyeimbang,” kata dia.
http://lampost.co/berita/buku-lampung-tumbai-diluncurkan
Komentar
Posting Komentar